KARYA TULIS ILMIAH
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENULIS MAHASISWA UNJ MELALUI PUBLIKASI DENGAN PENERBITAN INDIE
Topik:
Bidang Pendidikan
Oleh
Fitria Fajrina
NIM. 2715115631
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
|
Judul Karya Tulis
|
:
Peningkatan Produktivitas Menulis Mahasiswa UNJ Melalui Publikasi dengan Penerbitan
Indie
|
|
|
Nama Penulis/ NIM
|
: Fitria Fajrina / 2715115631
|
|
|
Program Studi
|
: Pendidikan Bahasa Arab
|
|
|
Jurusan
|
: Bahasa dan Sastra Arab
|
|
|
Fakultas
|
: Bahasa dan Seni
|
|
|
Perguruan Tinggi
|
: Universitas Negeri Jakarta
|
|
|
Dosen Pembimbing
|
|
|
|
|
a.
Nama
Lengkap dan Gelar
b.
NIP
|
: Dr.
Nuruddin M.A
: NIP. 197204172002121001
|
Jakarta,
20 Februari 2014
|
Penulis,
Fitria Fajrina
(NIM. 2715115631)
|
|
Dosen Pembimbing,
Dr. Nuruddin M.A
(NIP. 197204172002121001)
|
Mengetahui/Menyetujui
|
Ketua Jurusan
Bahasa dan Sastra Arab
Drs. Romdani, M.Pd
(NIP.196712222000121004)
|
KATA PENGANTAR
|
الحَمْدُ للّه
لاَ أَبْغِى بِهِ بّدّلاحَمْدًا يُبَلِّغُ مِنْ رِضْوَانِه الأمَلا ثُمَّ
الصَّلاةُ وَ السَلاَمُ عَلَى خَيْرِ الْوَرَى وَعَلَى ساَدَاتِنَا الِه وَ
صَحْبِه الْفُضَلا
|
Kalimat syukur diucapkan oleh hamba yang dhaif ini atas
kemampuan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menyusun dan menuliskan karya
tulis yang sederhana ini. Shalawat dan salam disanjungkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang perjalanan hidupnya menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk
membuat karya yang bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Maksud penulisan ini adalah sebagai upaya merangsang mahasiswa
supaya menjadi produktif dan kreatif, yang mana isi karya tulis ini memotret
kondisi mahasiswa di UNJ secara umum dan memuat beberapa peluang yang bermaksud
menjadi alat untuk mahasiswa menuangkan karya– karya tulisnya. Maka tidak
mustahil, dari ini mereka bisa memublikasikan hasil karya mereka dengan
mencetak karyanya melalui penerbitan indie, yaitu media publikasi tulisan bersifat internal
yang dapat dijadikan tempat untuk berkarya sebelum diakui secara luas. Penerbitan
indie ini juga dapat menjadi media komunikasi bagi mahasiswa untuk mengasah
kemampuannya dan terus meningkatkan kualitas tulisannya.
Berkenaaan dengan hal ini, penulis ucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada orang tua, keluarga, para dosen, teman- teman dan
seluruh mahasiswa UNJ karena dari ulur tangan mereka dapat terkumpul bahan-
bahan ini. Khususnya kepada komunitas- komunitas penulisan yang telah
memberikan penulis inspirasi yang luar biasa sehingga karya tulis ini bisa
terwujud.
Akhirnya penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan
karya tulis yang sederhana ini masih banyak menyimpan kekurangan dan kelemahan,
oleh karena itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk proses
perbaikan.
Akhirnya teriring doa, semoga apa yang dituliskan bisa terealisasikan dan menjadi amal manfaat
bagi penulis.
DAFTAR ISI
|
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
LEMBAR
PENGESAHAN ...................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................... ........
|
|
|
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ ........
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................... ........
1.3.1 Tujuan penulisan.................................................................... ........
1.3.2 Manfaat penulisan.................................................................. ........
|
|
|
II. TELAAH
PUSTAKA
2.1 Literasi............................................................................................. ........
2.1.1
Membaca.........................................................................................
2.1.2
Menulis............................................................................................
2.2 Publikasi
Tulisan ............................................................................. ........
2.3 Penerbitan Indie
2.3.1 Definisi
penerbitan indie........................................................ ........
2.3.2 Macam-
macam penerbitan indie........................................... ........
2.3.3 Prosedur
penerbitan indie ..................................................... ........
|
|
|
III. METODE PENULISAN
|
|
|
IV. PEMBAHASAN
4.1 Urgensi
Menulis............................................................................... ........
4.2 Peningkatan
Produktivitas Menulis Mahasiswa UNJ Melalui Publikasi Tulisan ............................................................................................................
4.3 Penerbitan Tulisan Melalui
Penerbitan Indie ...........................................
4.4 Peningkatan Produktivitas
Menulis Mahasiswa UNJ
4.4.1 Peningkatan produktivitas
menulis mahasiswa UNJ melalui budaya membaca
..................................................................................
4.4.2 Manfaat peningkatan
produktivitas menulis mahasiswa UNJ terhadap kreativitas dan inovasi
mahasiswa UNJ ................................
4.4.3 Manfaat peningkatan
produktivitas menulis mahasiswa UNJ terhadap tingkat kesuksesan mahasiswa UNJ
......................................
|
|
|
V. PENUTUP
5.1 Simpulan.......................................................................................... ........
5.2 Saran................................................................................................ ........
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA. ...........................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................
|
|
ABSTRAK
Fitria Fajrina. Peningkatan
Produktivitas Menulis Mahasiswa UNJ Melalui Publikasi Tulisan dengan Penerbitan
Indie: Kajian Pustaka. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Tujuan penulisan karya
tulis ini adalah sebagai upaya peningkatan produktivitas menulis mahasiswa UNJ.
Hal itu berdasarkan latar belakang fakta bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang mempunyai sejarah panjang perkembangan literasi kian hari kian menurun.
Budaya menulis dan membaca perlahan mulai ditinggalkan oleh para penerus bangsa,
yaitu mahasiswa.
Teori yang digunakan dalam permasalahan ini adalah teori Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) yang mengatakan “ writing
is one of the most important things you do in college”, menulis merupakan salah satu hal paling penting
yang kamu lakukan di sekolah sebagai seorang
akademisi. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskiptif dan kajian
pustaka yang bersumber dari data sekunder.
Hasil dari penulisan karya tulis ini adalah memberikan sebuah
solusi dalam peningkatan produktivitas menulis mahasiswa UNJ yaitu melalui
publikasi dengan penerbitan indie.
Rekomendasinya adalah pentingnya budaya literasi untuk
selalu dikembangkan di kalangan akademisi.
Kata kunci : Menulis, Penerbitan Indie, Publikasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai sejarah
panjang literasi dimulai dari bahasa sansakerta dengan menggunakan huruf pallawa,
bahasa Indonesia melayu dengan menggunakan beberapa fase ejaan hingga bahasa
Indonesia modern yang menggunakan pedoman kamus besar bahasa Indonesia sesuai
dengan Ejaan yang Disempurnakan. Semua alur proses ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa dengan potensi peradaban masyarakat literasi yang
tinggi.
Masyarakat
literasi secara sederhana diartikan sebagai masyarakat yang gemar membaca dan
menulis. Namun sayangnya masyarakat literasi Indonesia
kian hari kian menurun. Budaya menulis dan membaca perlahan mulai ditinggalkan
oleh para penerus bangsa, yaitu mahasiswa, dan sebagai bentuk pemfokuskan permasalahan maka penulis
mengambil sampel melalui mahasiswa yang ada di Universitas Negeri Jakarta.
Dalam
kenyataannya sekarang mahasiswa UNJ sudah semakin jauh dari kegiatan membaca.
Berdasarkan data UPT Perpustakaan UNJ selama tiga tahun terakhir jumlah
mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan mengalami mengalami penurunan sekitar
13% dan untuk jumlah peminjaman buku mengalami penurunan sekitar 11%. (Sumber:
Tata Usaha UPT Perpustakaan UNJ 2014). Tidak banyak mahasiswa yang memasukkan
kegiatan membaca dan mengunjungi perpustakaan sebagai kegiatan rutin yang harus
dilakukan. Kebanyakan dari mereka lebih banyak memilih berkumpul dengan
teman-teman, nongkrong atau kongkow. Dan tidak jarang beberapa mahasiswa
mendatangi perpustakaan hanya untuk sekedar mencari jaringan internet wi-fi,
menonton film, atau
sekedar rehat.
Sebagai salah satu solusi penanggulangan minat
dan budaya membaca yang semakin menurun, di sini penulis mempunyai satu gagasan
yaitu menggalakkan kegiatan menulis. Setiap kegiatan atau tugas perkuliahan
mahasiswa selalu berhubungan dengan kegiatan tulis menulis. Namun sangat
memprihatinkan, kegiatan menulis di kalangan UNJ selain pengerjaan tugas masihlah
sangat rendah . Hal
ini bisa dilihat dari minat mahasiswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah,
essay, dan program kreativitas mahasiswa yang terbilang sedikit. Sebagai salah satu upaya pendorong minat
mahasiswa untuk menulis adalah salah satunya dengan cara publikasi hasil
tulisan. Dengan adanya publikasi tulisan, seseorang diharapkan untuk memberikan
yang terbaik dalam usaha yang dia lakukan dan dengan ini pula maka seseorang akan
memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan kegiatannya. Publikasi tulisan
merupakan suatu upaya pengabadian bentuk tulisan yang telah dibuat. Setiap orang selalu menginginkan agar
eksistensinya diakui oleh orang lain. Menghasilkan sebuah karya tulis adalah
sebuah kemampuan yang harus diapresiasikan.
1.2 Perumusan Masalah
1.
Bagaimanakah meningkatkan produktivitas
menulis mahasiswa UNJ ?
2.
Apakah penerbitan indie
dapat meningkatkan produktivitas menulis mahasiswa UNJ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1
Tujuan penulisan
1.
Meningkatkan produktivitas
menulis mahasiswa UNJ
2.
Mengetahui pengaruh
produktivitas menulis terhadap kualitas tulisan mahasiswa UNJ
1.3.2
Manfaat penulisan
1.
Membuka peluang- peluang
baru dalam upaya meningkatkan produktivitas menulis mahasiswa UNJ
2.
Sebagai upaya merangsang
bagi mahasiswa UNJ supaya menjadi kreatif dan inovatif
3.
Mendorong seluruh civitas
akademika UNJ untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kampus UNJ
BAB II
TELAAH
PUSTAKA
2.1
Literasi
Dalam buku A theory of Literary Production, Pierre Macherey menjelaskan
bahwa:
literature is a kind of writing which in the
words of the Russian critic roman Jakubson, if there is a such thing as
literary theory, then it would seem obvious that there is something called
literature which it is the theoryof we can begin, then by raising the question.
Sedangkan David Beer dalam A Guide to Writing as an engineer (second edition) mengatakan “Communications skills are extremely important,
unfortunately both written and oral skills are often ignored”. Adapun Kern (2000) mendefinisikan istilah literasi
secara komprehensif yaitu “Literacy
is the use of socially-, and historically-, and culturally-situated practices
of creating and interpreting meaning through texts”. Literasi adalah penggunaan praktik-praktik
situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui
teks.
Dengan
kata lain, literasi merupakan hal yang penting
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan terhadap semua aspek
kehidupan. Melalui kemampuan literasi, suatu masyarakat tidak hanya mampu
membaca secara teks (melek huruf) saja, tetapi mampu membaca konteks dinamika
zaman dan warisan budayanya.
2.1.1
Membaca
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to
and getting meaning from printed or written material”, memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro
and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986). Adapun lebih lanjut Tilaar (1999) menyebutkan bahwa membaca
sebenarnya merupakan bentuk kebudayaan. Oleh karena itu untuk mengubah
masyarakat yang enggan membaca menjadi masyarakat baca/reading society diperlukan
adanya perubahan budaya. Adapun hakikat atau
esensi membaca adalah sebuah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68).
2.1.2
Menulis
Menurut Pranoto (2004) menulis berarti
menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada
orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) mengatakan writing is one of the most important things you
do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling
penting yang kamu lakukan di sekolah. Menurut
Barli Bram (2002) in principle, to write means to try to produce or
reproduce writen message. Menurut
Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989) menyebutkan writing is
a creative act, the act of writing is creative because it requires to
interperet or make sense of something: an experience, a text, an event.
Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan
pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
Secara umumnya, menulis merupakan perlakuan menggunakan
pen, pensil atau alat tulis menulis apapun. Menulis
berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran
dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan,
tetapi memerlukan usaha sadar. Selain itu, Menulis
adalah jalan terbaik untuk berbicara dan menyampaikan protes kepada puluhan
ribu orang, bahkan ratusan ribu orang disaat orang itu tidak
memilki kepercayaan diri untuk menyampaikannya langsung. Menulis sendiri adalah
salah satu cara mendongkrak minat membaca, disaat seseorang telah terbiasa
menulis maka secara tidak terencana ia akan dipaksa untuk membaca sebagai penguatan
tulisannya. Lewat menulis seseorang telah ikut serta melestarikan pengetahuan
dan kebudayaan bangsanya.
2.2 Publikasi Tulisan
Ton kertapati menjelaskan dalam bukunya “Dasar– Dasar
Publisistik dalam Perkembangannya di Indonesia Menjadi Ilmu Komunikasi” bahwa
istilah publisistik berasal dari kata kerja bahasa latin publicare yang
berarti mengumumkan. Publikasi adalah sebuah istilah teknis dalam konteks hukum
dan utama dalam hukum hak cipta.
Dari penjelasan tersebut,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa istilah publikasi dapat diartikan
pengumuman tentang suatu hal yang disiarkan lewat media elektronik dan atau
diterbitkan di media cetak. Sedangkan dalam penelitian ini, maksud dari
publikasi adalah pengumuman pada masyarakat luas melalui media yang dibatasi
oleh media televisi.
Tulisan adalah bahasa yang
tertulis dengan lambang-lambang bunyi yang tersusun yang berupa rangkai-rangkai
kata, kalimat ataupun paragraf. Tulisan juga merupakan alat untuk melahirkan
fikiran dan perasaan. Tulisan adalah output dari kegiatan menulis.
Seorang penulis umumnya
adalah pemilik awal dari suatu hak cipta bagi pekerjaannya. Suatu hak cipta
diberikan bagi penulis atas karyanya, dimana hal itu merupakan hak ekslusif
yang diberikan untuk mempublikasikan hasil karyanya. Mempublikasikan artinya
membuat konten yang diperuntukan bagi publik atau umum. Melakukan atau
menampilkan karya "publik berarti :
(1) melakukan atau
menampilkannya ditempat terbuka untuk umum atau disetiap tempat dimana sejumlah
besar orang diluar lingkaran normal dari suatu keluarga dan kenalan sosial,
atau
(2) mengirimkan atau
berkomunikasi atau menampilkan kinerja ketempat yang ditetapkan oleh ayat (1)
atau kepada publik, dengan perangkat atau proses, apakah anggota masyarakat
mampu menerima kinerja atau penampilannnya ditempat yang sama atau ditempat
terpisah, pada saat yang sama atau pada waktu yang berbeda.
2. 3 Penerbitan Indie
2.3.1 Definisi penerbitan indie
Penerbit menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), mengandung dua pengertian : orang dan sebagainya yang menerbitkan atau
perusahaan dan sebagainya yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya.
Sedangkan makna penerbitan menurut KBBI, mengandung tiga makna: proses, cara,
perbuatan menerbitkan atau pemunculan atau urusan (pekerjaan dan sebagainya)
menerbitkan (buku dan sebagainya). Dan secara harfiah, penerbitan merupakan
suatu proses atau cara atau perbuatan seseorang atau perusahaan yang
menerbitkan, antara lain, buku dan majalah. Dan Poynters mengatakan “To
Publish means to prepare and issue material for public distribution or sale or
to place before the public”. Maknanya,
menerbitkan berarti mempersiapkan dan mengeluarkan bahan-bahan untuk
distribusi publik atau menjual. Makna penerbitan ini begitu luas. Penerbit atau
penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak
sebuah literatur dan informasi- atau sebuah aktivitas membuat informasi yang
dapat dinikmati publik. Sedangkan indie sesuai asal katanya independent yang
berarti merdeka, berdiri sendiri, berjiwa bebas, dan tidak bergantung
Jadi,
penerbitan indie adalah sebuah penerbit alternatif yang menerbitkan buku atau
media lain yang dilakukan bukan dari penerbitan besar atau sebuah alternatif
untuk menerbitkan buku atau media yang lain yang dilakukan penulis naskah bukan
dari penerbitnya. Walaupun ini memilki presentase pasar yang lebih kecil bila
dibandingkan penerbit pada umumnya dalam hal penjualan. Tapi ini telah hadir
menjadi sebuah bentuk baru. Buku indie juga memiliki ISBN dan tampilannya tidak
akan jauh berbeda dengan buku yang diterbitkan major. Sebagai pendukung buku
yang terbit indie, biasanya akan melakukan launching buku, dan promosi buku
oleh peulisnya. Hal itu akan membantu mendongkrak penjualan buku. Berbeda
dengan penerbitan major yang biasanya langsung cetak massal, penerbit indie
biasanya cetak dengan sistem POD (Print On Demand) yakni cetak berdasarkan
permintaan.
Di era
sekarang, mungkin masalah major atau indie bukanlah hal yang utama. Adanya
kemajuan teknologi informasi dapat membuat buku indie tidak kalah dengan buku
major. Hal yang penting adalah pada mutu dan manajemen buku. Buku yang bermutu
didukung manajemen penjualan yang profesional. Pembaca tidak akan terlalu
mempermasalahkan penerbit indie atau penerbit major. Pembaca akan mencari buku
yang bermutu entah siapa pun penerbitnya.
2.3.2 Macam- macam
penerbitan indie
Setiap
penulis pasti memimpikkan dan berupaya keras untuk bisa menerbitkan hasil
tulisannya. Namun untuk merealisasikan ini, seringkali penulis mendapatkan
hambatan dikarenakan beberapa alasan. Untuk menerbitkan buku secara
konvensional, kita hanya perlu mengirimkan naskah yang tema atau kriteria
penulisan yang sesuai dengan pihak penerbit yang kita tuju, lalu kemudian
mereka akan menerima dan menyeleksi apakah naskah kita layak atau tidak untuk
diterbitkan, penerbit konvensional seperti ini seringkali disebut penerbit
major beberapa di antaranya seperti Gramedia, Mizan, dan Gagasmedia.
Permasalahan yang sering ditemukan di sini adalah sulitnya ‘menembus’
kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh penerbit major terlebih untuk
penulis pemula, ataupun penulis yang belum memiliki ‘nama’.
Selain menerbitkan buku melalui cara
konvensional, terdapat sebuah cara yang baru-baru ini mulai sering diambil oleh
penulis untuk mempublikasikan tulisannya yaitu melalui penerbitan indie.
Penerbitan indie bisa dikategorikan dalam 2 macam, yaitu melalui publishing
service dan self publishing. Sebenarnya di antara kedua macam ini
pada dasarnya adalah sama, yaitu usaha menerbitkan buku dengan tekad dan niatan
pribadi si penulis. Penerbitan melalui publishing service dilakukan oleh
sebuah tim atau kelompok yang menyediakan jasa penerbitan atas ajuan pribadi
penulis dengan ketentuan dan perjanjian tertentu yang di mana segala urusan
mengenai penerbtan akan dilakukan oleh tim tersebut. Berikut contoh- contoh penerbitan indie Indie publishing,
Indie Book Corner, Leutika Prio, Ae Publishing, Deka Publishing, Goresan pena
publishing, penerbit camar, Puput happy Publishing, Azkiya Publishing, Dream Publishing, Star publishing, Pustaka
Jingga, Nulisbuku.com, Diandra creative, Dapurbuku.com, Indie Publishing,
Mosaik Indie Publishing, Pena nusantara, Penerbit awan pustaka, Penerbit Alif
Gemilang, Penerbit Meta kata, Rasibook, Shield publishing, Penerbit Pucuk
langit, Oase qalbu Publishing, Kaifa Publishing, Penerbit antar nusa, Peri
publisher, Penerbit insan Cita dan lain- lain. Adapun self-publishing,
segala hal mulai menyusun, menyeleksi naskah, mendaftar nomor ISBN dilakukan
sendiri oleh di penulis.
2.3.3 Prosedur penerbitan indie
Dalam pengaplikasiannya, berikut adalah langkah- langkah
yang harus dilakukan mahasiswa untuk menerbitkan tulisannya secara indie :
1. Membuat Nama dan Logo Penerbit
Dalam pembuatan nama untuk penerbitan
indie harus dipikirkan dengan benar
dan matang karena nama dan logo juga bisa menjadi brand
yang cukup berpengaruh dalam nilai jual penerbitan tersebut. Nama dan logo yang unik bisa menimbulkan
penasaran di benak pembaca dan juga mudah melekat di
ingatan.
2. Menguasai
Tekhnik-tekhnik Dasar Penerbitan Buku
Tekhnik-tekhnik dasar tersebut bisa mencakup editing, layout
isi, dan design cover.
3. Mengurus ISBN
Setelah buku siap dicetak, penulis perlu mengurus
nomor ISBN, yang umumnya nanti akan dicantumkan di cover bagian
belakang, lengkap dengan design barcode-nya yang bisa kita
buat sendiri menggunakan aplikasi corel draw, atau secara online
di http://www.terryburton.co.uk/barcodewriter/generator/. Untuk mengajukan
permintaan nomor ISBN-nya itu sendiri, setiap penulis dapat memulainya dengan
menyiapkan berbagai kelengkapan dan mengirimkannya melalui faks ke
kantor Perpustakaan Nasional bagian pelayanan ISBN. Untuk proses pelayanan cukup cepat, hanya sekitar 1-2 jam setelah pengiriman faks,
balasan tentang nomor ISBN dapat langsung diterima oleh penulis.
4. Memilih Percetakan
Setelah semua tahap pra terbit selesai (editing, layout, design
cover, ISBN), kemudian mencari percetakan yang cocok untuk mencetak buku tersebut. Hal
yang harus diperhatikan adalah
mencari percetakan
yang menerima cetak buku dengan sistem POD (Print on Demand) atau cetak berkala.
5. Menentukan Harga Buku
Dalam menentukan harga, penulis berhak
menentukannya sendiri sesuai perhitungnnya.
6. Strategi Pemasaran
Untuk pemasaran pertama kali, penulis dapat
menyumbangkan bukunya ke perpustakaan atau taman baca, hal ini dilakukan untuk
perkenalan diri. Selain itu, pemasaran dapat juga dengan memanfaatkan jejaring sosial, grup- grup kepenulisan atau
bekerjasama dengan toko buku.
BAB III
METODE PENULISAN
Berdasarkan
klasifikasinya, jenis penulisan yang dilakukan adalah deskriptif dengan telaah
pustaka, dimana ditujukan untuk mengadakan interpretasi yang lebih dalam
tentang suatu informasi kesehatan, sehingga dapat diambil langkah konkrit yang
tepat dan akurat dalam memberikan informasi tersebut kepada khalayak sasaran
(Notoatmodjo, 2003).
Data dan informasi dalam kajian
pustaka ini adalah data sekunder. Yang merupakan data primer yang diperoleh dari pihak lain misalnya lewat orang lain
atau dokumen (Sugiyono, 2009).
Pengumpulan data dan informasi
dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari
data dan/atau informasi mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, buku, surat kabar (Sugiyono, 2009).
Data dan informasi yang
telah diperoleh melalui pengumpulan data secara sekunder tersebut diatas akan
diolah sesuai dengan jenis penulisan karya tulis ini yaitu secara deskriptif
dengan telaah pustaka mengenai masalah budaya literasi
dikalangan mahasiswa UNJ yang mulai mengalami penurunan, sehingga diperlukan
upaya untuk meningkatkan budaya literasi. Salah satu upaya yang penulis usulkan
adalah memanfaatkan penerbit indie sebagai sarana untuk meningkatkan
produktivitas menulis.
Analisis didasarkan pada data dan
informasi yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan telaah pustaka yang
telah ada. Sedangkan, sintesis dilakukan dengan memberikan gambaran bahwasanya
karya tulis ilmiah ini dapat menghasilkan suatu informasi mengenai keadaan menulis mahasiswa
UNJ dan peluang untuk meningkatkannya.
Kesimpulan dan rekomendasi dari
penulisan karya tulis ilmiah ini akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
analisis dan sintesis dari informasi mengenai produktivitas menulis mahasiswa
UNJ melalui publikasi dengan penerbitan indie yang dikaji melalui telaah pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya serta rekomendasi dirumuskan dari hasil kesimpulan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Urgensi Menulis
Menulis adalah satu hal yang tidak
bisa dipisahkan hubungannya dari
mahasiswa sebagai bagian dari akademisi. Dalam kamus Oxford dikatakan
bahwa akademisi adalah orang yang terlibat dalam kegiatan akademik yang
mempunya arti berhubungan dengan menulis dan membaca. Menulis dan membaca
bukanlah hal asing bagi mahasiswa. Seorang mahasiswa diwajibkan membuat tulisan
berupa skripsi sebagai tugas akhir syarat kelulusan kuliah bahkan dari pihak
kementerian pendidikan membuat kebijakan kepada mahasiswa yang hendak lulus
untuk membuat dan mempublikasikan karya ilmiah dalam bentuk jurnal. Berkaitan
tentang hal ini menteri pendidikan, M. Nuh menilai, kebijakan ini akan sangat bermanfaat
bagi mahasiswa. Pertama, mendorong dan membudayakan kebiasaan menulis di
kalangan mahasiswa.
“Jurnal atau karya ilmiah ini
penting agar membiasakan mahasiswa berpikir sistematis. Mulai dari menganalisa
masalah, melakukan penelitian, hingga akhirnya menemukan solusi," ujar Nuh
di gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan (seperti dilansir oleh Okezone
Kampus Jumat 10 Februari 2012).
Menulis
merupakan kegiatan menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau
menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan (Pranoto, 2004). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan
diri seseorang pada khalayak, ia merupakan sebuah publikasi tentang
kredibilitas pribadi serta lembaga di mana ia mendapatkan pendidikan. Seorang
pakar agama Timur-Tengah, Imam Syafi’I menganalogikan ilmu sebagai barang
buruan, dan pena adalah pengikatnya, dalam syairnya dia menganjurkan kita untuk
mengikat hasil buruan kita, yaitu ilmu dengan cara menulisnya.
Dr.
Jerry Ratclyft dari Temple university
mengatakan perihal menulis adalah sebagai berikut “Of all areas of studying
and learning, the must challenge is writing. The reason why writing is
especially demanding is that it forces a very deep and powerfull type of
learning to take place”. Dari kutipan tersebut apat kita ketahui bahwa
menulis bukanlah sesuatu yang mudah, merupakan hasil pembelajaran yang baik dan
pemikiran yang dalam. Keterampilan menulis juga
sangat diperlukan mahasiswa terkait permasalahan peluang kerja.
Sebagian besar perusahaan menilai kriteria penerimaan seorang pekerjanya adalah
melalui tes tulisan. Sebagian dari perusahaan-perusahaan menjadikan tulisan sebagai
salah satu indikator dalam penimbangan keputusan (Report of The National
Commission on Writing, 2004)
4.2 Peningkatan Produktivitas
Menulis Mahasiswa UNJ Melalui Publikasi Tulisan Menurut Pranoto (2004) menulis berarti
menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada
orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung kepada
orang lain. Menulis adalah berbagi sesuatu berharga yang kita miliki agar bisa
bermanfaat bagi orang lain. Mahasiswa, sebagai seseorang yang sedang menggeluti
suatu bidang ilmu pada tingkat yang tinggi, dan sudah seharusnya kemudian dia
menuangkan kembali apa-apa yang telah dia dapat dan miliki ke dalam tulisan
agar kemudian dapat dirasakan manfaatnya oleh khalayak ramai.
Sebagai
bagian masyarakat yang memiliki tiga peran penting yaitu agent of change, iron
stock, dan social control seorang mahasiswa diwajibkan bisa memberikan
kontribusi yang baik. Melalui tulisan, mahasiswa bisa ikut serta dalam
menyuarakan ide-ide brilian untuk kepentingan masyarakat. Dia harus menjadi
sumber ide atas perubahan-perubahan yang semestinya terjadi. Dia ikut melihat,
mengikuti, serta menjaga nilai-nilai yang semestinya ada dalam masyarakat. Dan
mahasiswa harus menjadi sebueh generasi unggul yang mempunyai segala cakupan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
Untuk permasalahan minat dan budaya menulis mahasiswa
yang masih rendah, di sini penulis mempunyai gagasan bahwa dengan publikasi
hasil tulisan maka mahasiswa akan menjadi lebih bersemangat untuk menulis
karena tujuan dari menulis itu pun dengan dipublikasikan maka pencapaiannya
akan menjadi lebih optimal, yaitu menjadi manfaat bagi para pembaca dan juga
sebagai cara aktualisasi diri kita.
Seorang penulis wanita populer Indonesia, Asma
Nadia menyebutkan menulis adalah jalan terbaik untuk berbicara dan menyampaikan
protes kepada puluhan ribu orang, bahkan ratusan ribu orang. Menulis adalah
kegiatan yang melibatkan diri kita dengan orang lain karena tujuan utama
menulis adalah menuangkan hal-hal yang berharga yang kita miliki dan kita dapatkan
ke dalam bentuk tulisan bukan secara lisan, tidak cukup hanya disampikan oleh
lisan tetapi diabadikan oleh tulisan karena bila hanya disampaikan maka hal
tersebut bisa hilang ditelan waktu atau keadaan. Tentunya setiap penulis
mempunyai keinginan agar apa yang dia tuliskan bisa bermanfaat baik untuk
dirinya sendiri atau orang lain. Namun permasalaannya adalah bagaimana bila
tulisan tersebut yang mempunya manfaat dan kegunaan yang besar tersembunyikan
dari kebanyakan orang?
4.3 Penerbitan Tulisan
Melalui Penerbitan Indie
Publikasi tulisan meski
tidak dikatakan wajib, merupakan sesuatu hal yang seharusnya dilakukan oleh
seorang penulis agar hal yang telah dia tuangkan kembali bisa menjadi suatu
kebermanfaatan seperti yang dinyatakan oleh Hernowo, Menurut Hernowo menulis
adalah cara untuk menjadikan diri kita bermakna. Dari
pendapat ini kita dapat melihat urgensi publikasi dalam kegiatan tulis menulis.
Salah satu cara publikasi tulisan adalah
melalui penerbitan. Sebuah penerbitan hasil tulisan bisa menjadi sebuah media
bagi penulis untuk mengetahui nilai dan kualitas
tulisan yang dia telah kerjakan. Pemutusan nilai bagus buruknya, berhasil atau
gagalnya sebuah tulisan adalah hak pembaca dan melalui penerbitan kita bisa
mengetahui komentar, pendapat, dan penilaian orang lain tentang hasil karya
kita. Juga dengan menerbitkan hasil tulisan, maka kita bisa menyebarluaskan
hasil gagasan, ilmu, pendapat, pemikiran, dan pengalaman kepada khalayak ramai.
Menerbitkan tulisan memang tidak bisa dikatakan
mudah karena terkadang naskah yang diajukan ditolak oleh penerbit. Tapi kini sudah saatnya untuk mengatakan selamat
tinggal pada penolakan naskah, sebab ada cara baru menerbitkan buku yang dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua
penulis yaitu melalui penerbitan indie; publishing
service dan self publishing. Saat
ini, layanan publishing service
yang merupakan sebuah jasa penerbitan atas pesanan yang diajukan oleh
penulis sudah mulai menjamur di kalangan masyarakat. Prosesnya bisa dibilang
lebih mudah dibandingkan melalui penerbitan konvensional yang harus melalui
beberapa tahapan yang rumit dan tidak bisa
diperediksi. Segala tahapan dan proses awal hingga akhir penerbitan
dalam penerbitan indie
dilakukan oleh pihak penerbit setelah
sebelumnya disetujui oleh pihak penulis. Dalam
publishing service, seorang penulis bebas memilih paket sesuai dengan budget
yang dimiliki jadi tidak berkesan
memaksakan atau memberatkan, dan juga terdapat beberapa pihak yang tidak
meminta penulis untuk mengeluarkan dana sedikit pun.Walaupun
hanya berbentuk publishing service, kualitas naskah dan buku d alam penerbitan indie adalah prioritas Sehingga tidak akan terjadi istilah atau sebutan karya
terbitan penerbitan indie termasuk dalam kategori nomor 2. Adapun dengan penulis adalah sekaligus sebagai editor dan
pernebitnya sendiri. Semua hal yang berkaitan dengan penerbitan buku
ditangani oleh si penulis tersebut. Penulis tidak perlu repot
mengirimkan atau menyerahkan naskahnya ke pihak lain, dia tidak perlu merasa
kecewa atau berat hati karena hasil karyanya akan murni diproduksi sesuai atas
apa yang telah dia hasilkan. Dan dalam self publishing, keuntungan hasil
pemasaran buku 100% akan menjadi milik si penulis.
Saat
ini sudah banyak contoh penulis yang sukses dengan karyanya lewat penerbian
indie. Kebanyakan dari mereka memilih penerbit indie karena mereka merasa
penerbitan indie adalah salah satu solusi yang tepat untuk bisa mewujudkan
karya tulisan mereka tersebar ke khalayak ramai sehingga tujuan menulis yang
mereka miliki sebelumnya bisa tercapai.
Penerbitan indie bisa menjadi satu solusi yang bagus
dalam menanggulangi krisis kepenulisan yang terjadi di kalangan mahasiswa. Ia
bisa menjadi sarana pengembangan minat dan rasa aktualisasi diri para
mahasiswa. Meskipun bergerilya di ranah independen, tidak semua buku bisa dapat terbitkan. Dalam menerbitkan buku
secara indie, tetap harus diseleksi kelayakan naskah-naskah. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi
sebelum buku diterbitkan dan dijual ke masyarakat. Karena walaupun buku hanya dicetak dalam jumlah
terbatas, kualitas buku tidak boleh kalah dengan buku yang dicetak oleh
penerbit mayor.
Untuk mewujudkan peningkatan produktivitas menulis
melalui publikasi dengan penerbitan indie, ada beberapa kelebihan penerbitan
indie, yaitu dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas menulis
dengan didorong oleh teknik publikasi yang tidak begitu rumit namun tetap
menjaga kualitas karya tulisan, memantau kecerdasan melalui kualitas tulisan
mahasiswa, penerbitan indie juga bisa menjadi sarana aktualisasi diri mahasiswa
dengan memiliki hak cipta pada hasil karyanya, sebagai bahan analisis kebutuhan
guna meningkatkan kualitas tulisan, membentuk pribadi yang mandiri dengan
melakukan usaha pribadi yang inisiatif dan kreatif tanpa harus bergantung pada keadaan,
sebagai tambahan penghasilan mahasiswa dengan mendapatkan royalty dari buku
yang diterbitkan, sebagai media untuk mengapresiasi karya- karya mahasiswa,
sebagai salah satu solusi untuk para penulis baru (kaum marjinal) untuk
mengapresiasi karya mereka. Mempiublikasikan tulisan secara indie, tidaklah harus
menjalani proses birokrasi penerbit mayor yang bersifat pasar oriented sehingga
gagasan kita akan benar- benar tersampaikan, karena siapapun bisa menulis maka
khazanah perbukuan di indonesa akan beragam, hal ini patut diapresiasi karena
buku adalah warisan yang tak ternilai bagi generasi selanjutnya.
4.4 Peningkatan
Produktivitas Menulis Mahasiswa UNJ
4.4.1 Peningkatan
produktivitas menulis mahasiswa UNJ melalui budaya membaca
Writing is one of the most important things you
do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling
penting yang kamu lakukan di sekolah (Gebhardt dan Dawn Rodrigues, 1989). Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat berkomunikasi
yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pembaca kepada siapa tulisan itu
ditunjukkan. Tulisan yang baik juga mempunyai kriteria
tulisan yang jelas. Tulisan yang jelas bukanlah selalu berarti sederhana.
Sebagai salah satu cara mendapatkan penulisan yang jelas, maka seseorang akan
sibuk membaca untuk memperoleh informasi, menilai unsur kejelasan melebihi
semua sifat yang diharapkan ada dalam sebuah tulisan (Fachruddin Ambo, 1998).
Seseorang
untuk mendapatkan tulisan yang baik akan berusaha menyibukkan diri membaca
berbagai macam informasi dari segala macam sumber. Juga dalam hal ini dengan
membaca yang aktif maka seseorang akan memiliki pengetahuan dan ide yang luas
untuk menuangkannya kembali dalam tulisan.
Budaya
menulis di Indonesia kian waktu kian menurun, minat dan budaya membaca yang ada
di Indonesia juga sangatlah rendah. Indikator lemahnya minat baca tersebut
dapat dilihat dari rasio perbandingan penduduk dengan jumlah surat kabar.
Menurut data dari Komunitas Minat Baca Indonesia, perbandingan penduduk dan
surat kabar di Indonesia sangat tidak sebanding. Berdasarkan pendataan terakhir
pada tahun 1999, perbandingannya mencapai 1:43. Artinya ,jumlah penduduk
mencapai 207 juta jiwa, sedangkan jumlah surat kabar hanya 4,8 juta. Begitu
juga, berdasarkan hasil penelitian dari Lembaga Independen Dunia, pada tahun
2003 menunjukkan data yang sangat mencengangkan. Betapa rendahnya posisi negara
kita yang telah merdeka selama 67 tahun dalam hal minat baca. Indonesia
menempati posisi nomor urut 112 dari 175 negara jauh tertinggal dari negara
Malaysia dan Singapura (Lalu Syafi’i, 2013).
Dunia mahasiswa dan literasi adalah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan karena pada kesehariannya tugas mahasiswa tidak pernah lepas
dari literasi seperti membaca bahan-bahan ilmu untuk persiapan presentasi tugas
dan juga penulisan makalah untuk tugas matakuliah. Kegiatan membaca merupakan
sebuah kebutuhan yang seharusnya dipenuhi oleh mahasiswa dalam meningkatkan
kualitas keilmuan karena dengan semakin banyak membaca seorang akan mendapatkan
lebih banyak referensi untuk mengolah pengetahuan dan informasi yang ia terima
(Sri Sumarni, 2013).
Penurunan minat membaca mahasiswa UNJ bisa dilihat dari
menurunnya stastik pengunjung perpustakaan tahun 2012 yang berjumlah 9739
mahasiswa pada 14% menjadi 82811 di tahun 2013. Dan merujuk dari data statistik
peminjaman buku menunjukkan penurunan kegiatan peminjaman buku perpustakaan
sebesar 15% dari tahun 2012 berjumlah 46393 mahasiswa menjadi 39076 mahasiswa
pada tahun 2013 (Sumber: Tata Usaha UPT Perpustakaan UNJ 2014).
Berikut
adalah tabel statistik jumlah pengunjung dan peminjaman buku UPT perpustakaan
UNJ selama tiga tahun terakhir:
Gambar 1. Statistik jumlah
pengunjung perpustakaan UNJ dalam tiga tahun terakhir
Gambar 2. Statistik Jumlah buku yang di pinjam mahasiswa
UNJ dalam tiga tahun terakhir
Kegiatan membaca sudah banyak ditinggalkan karena
sekarang ini untuk mendapatkan informasi, kebanyakan mahasiswa lebih memilih
cara yang praktis dan instan, yaitu dengan mencari data langsung dari internet
dibanding melakukan telaah pustaka dari berbagai buku dan referensi. Untuk
menghindari dan menanggulangi masalah ini maka diperlukan penanganan dan tindakan
khusus dari pihak mahasiswa sendiri dan dosen sebagai pihak yang akan menilai
hasil kerjaan mahasiswa.
Membaca
sebenarnya merupakan bentuk kebudayaan. Oleh karena itu untuk mengubah
masyarakat yang enggan membaca menjadi masyarakat baca/reading society diperlukan
adanya perubahan budaya (Tilaar, 1999). Membaca merupakan usaha penyebaran
gagasan dan upaya kreatif. Siklus membaca sebenarnya merupakan siklus
mengalirnya ide pengarang ke dalam diri pembaca yang pada gilirannya akan
mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui tulisan (buku, artikel, makalah
seminar, hasil penelitian) dan rekaman lain (Majalah Online-PerpusNas RI,
2009).
4.4.2 Manfaat peningkatan
produktivitas menulis mahasiswa UNJ terhadap kreativitas dan inovasi mahasiswa
UNJ
All scientists are the same, until one of them
writes a book. Semua ilmuwan adalah sama, hingga salah
seorang di antara mereka berhasil menuliskan sebuah buku (Wishnubroto Widarso,
1997). Banyak orang mungkin cerdas, mempunyai banyak ilmu dan pengetahuan, dapat
meraih kesuksesan atas poin-poin lebih yang mereka miliki, tapi tidak semua
dari mereka bisa atau mau menulis. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008)
menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Untuk dapat menuliskan
sesuatu dengan baik, seorang membutuhkan input data yang memadai serta
kreativitias yang tinggi karena mengolah data, informasi, serta pengetahun yang
kita miliki di otak kita lalu kemudian menuangkannya kembali bukanlah hal yang
mudah. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William
Smith (1989) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is
creative because it requires to interperet or make sense of something: an
experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku
menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah
pengalaman, tulisan, peristiwa.
Dengan
semakin sering dan giatnya seseorang menulis maka semakin bertambah pula
kreativitasnya dalam berfikir. Saat kita menuliskan sesuatu tentunya kita
memiliki tujuan awal mengapa kita menuliskan hal tersebut, kita juga sudah
memikirkan detail tujuan untuk siapa kita menulis. Dengan semakin banyaknya
pengalaman, perbedaan tema atau topik serta target pembaca maka seseorang
secara alamiah akan mengalami peningkatan proses berfikir dan memetakan
pikirannya. Dan dengan semakin
seringnya seseorang menulis maka akan menyebabkan dia melahirkan banyak inovasi.
Seiring dengan usaha yang dia lakukan, maka seorang penulis akan melihat,
menemukan, dan mengetahui bagaimana tantangan yang ia hadapi dan kelemahan yang
dia miliki yang mana dari situlah seorang penulis
akan mengembangkan pola pikir dan cara yang dia
gunakan, maka lahirlah karya-karya inovatif. Seorang penulis bernama Las Hs
mengatakan Menulis merupakan seni mengespresikan idea atau perasaan melalui
tulisan, seperti halnya pelukis yang mengungkapkan ide dan perasaan kedalam
bentuk lukisan.
4.4.3 Manfaat peningkatan produktivitas menulis mahasiswa
UNJ terhadap tingkat kesuksesan mahasiswa UNJ
Babakan sejarah peradaban dunia selalu ditandai oleh
terbitnya kekuatan literasi masyarakatnya. Kirsch
dan Jungebult dalam buku Literacy: Profiles of America’s Young Adults mendefinisikan
literasi kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi
tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan
manfaat bagi masyarakat. Sementara American Library Association (ALA) mendefinisikan
literasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses, menemukan, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi secara efektif dan etis. Dengan kata lain, literasi sangat berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan terhadap semua aspek kehidupan.
Melalui kemampuan literasi, suatu masyarakat tidak hanya mampu membaca secara
teks (melek huruf) saja, tetapi mampu membaca konteks dinamika zaman dan
warisan budayanya.
Mahasiswa sebagai bakal penerus bangsa memiliki tiga peranan penting dalam kehidupannya di
masyarakat, yaitu: Agent of Change (agen perubahan), Iron Stock (bakal bibit
penerus yang unggul), dan Social Control (pengontrol keadaan sosial). Sebagai
pemilik tiga tanggungjawab yang besar, mahasiswa sudah semestinya memiliki
budaya literasi yang tinggi. Mahasiswa seharusnya menjadi panutan dalam
kegiatan membaca dan menulis. Sebagai seorang akademisi, kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa tidak jauh dari dunia literasi baik ketika dia
bertindak, berprilaku, ataupun berpikir. Namun sayangnya budaya literasi
mahasiswa kini sangatah rendah. Hanya sedikit bagian dari mahasiswa UNJ yang
berminat atau tertarik dalam menekuni dunia literasi yang sebenarnya adalah
kunci unggulan untuk menghantarkan mahasiswa ke gerbang keberhasilan,
Alasan faktual yang utama
adalah rendahnya tingkat literasi di kalangan masyarakat karena jumlah buku
yang di hasilkan sangat sedikit. Menurut International Publisher Association
Canada, Indonesia hanya mampu menerbitkan 5.000 judul pertahun, jauh lebih
kecil dibanding Jepang 65.000 judul pertahun, Jerman 80.000 judul pertahun.
Dari 250.000 sekolah di Indonesia hanya 5% yang memiliki perpustakaan. Hal ini
dapat menggambarkan bahwa masyarakat kita, termasuk mahasiswa belum terbiasa
menulis. Rendahnya tingkat literasi tersebut akan menyebabkan daya saing yang
rendah dalam persaingan global karena sumber daya manusia kita menjadi tidak
kompetitif disebabkan kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika
terserap ke dalam pasar kerja global pun, kebanyakan pekerja lebih dituntut
keterampilan, bukan keahlian. Ini adalah akibat lemahnya minat dan kemampuan
membaca dan menulis.
Kegagapan
literasi mahasiswa
tersebut berdampak pada kelesuan mahasiswa
terhadap wacana global dan nilai-nilai kultural kita sendiri. Kekuatan literasi
yang sejatinya menuntun diri untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, peka dan
solutif terhadap permasalahan masyarakat, belum dijadikan senjata utama
pembangunan bangsa kita. Padahal menurut Mochtar Lubis, buku yang menjadi
instrumen literasi adalah senjata yang kukuh dan berdaya hebat untuk melakukan
serangan maupun pertahanan terhadap perubahan sosial, termasuk perubahan dalam
nilai-nilai manusia dan kemasyarakatan. Apabila mahasiswa dengan
kesadarannya sendiri mau menumbuhkan budaya literasi, maka bis diprediksikan
bahwa jalan yang dia lalui sebagai seorang akademisi akan menjadi mudah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rekonstruksi budaya literasi adalah sebuah tradisi lisan
yang mutlak keniscayaannya guna menghadapi berbagai tantangan era globalisasi.
Rendahnya aktivitas membaca dikalangan mahasiswa UNJ merupakan salah satu bukti
lunturnya peradaban. Hal tersebut mengindikasikan ketidaksiapan mahasiswa untuk
menghadapi tantangan zaman. Tantangan zaman tersebut dapat diatasi dengan
terbiasanya para pemuda dalam membaca serta menulis. Karena membaca merupakan
landasan bagi mahasiswa untuk memperbaiki kondisi bangsa serta membangun
peradaban yang gemilang seperti pepatah yang sering kita mendengarnya “Buku
adalah jendela dunia”. Budaya membaca Indonesia yang kian menurun bisa diatasi
dengan kegiatan menulis, menulis memiliki ruang tersendiri dalam membangun
peradaban yang gemilang, menjawab tantangan zaman serta melahirkan ide-ide baru
guna memberikan solusi di setiap permasalahan yang mendera. Disaat seseorang
terbiasa menulis, maka secara tidak langsung ia telah dipaksa untuk membaca.
Semakin sering seseorang menulis, maka akan semakin sering pula ia membaca.
Namun faktanya menulis saat ini tidaklah menjadi “trend setter” dikalangan
pemuda, hal ini bisa diatasi dengan adanya teknik publikasi khususnya melalui
penerbitan indie. Menurut surat edaran kebijakan Kementrian Pendidikan No.
152/E/T/2012 per 27 Januari 2012, bahwa mulai agustus 2012 semua mahasiswa yang
akan lulus (S1, S2,S3) wajib mempublikasikan karya tulisnya di jurnal ilmiah.
Itu artinya, menulis adalah kewajiban bagi setiap mahasiswa. Untuk itu pula
kemampuan menulis sangat penting dibudayakan, dibina dan dikembangkan.
5.2 Saran
untuk merealisasikan
segala pembaharuan dibutuhkan kerjasama dari semua pihak dan konsistensi dalam
pelaksanaanya serta rasa saling percaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambo Enre, Fachruddin.1988.”Dasar-dasar
keterampilan menulis”.
Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan
Atmowiloto, Arswendo. 2002. “Mengarang
itu Gampang”. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Beer, David. 2005. “A Guide to Writing as an engineer (second
edition)”. USA : John
Wiley and Sons inc.
Eagleton,
Terry. 2005 . “Literary Theory An Introduction”. Australia :
Blackwell Publishing.
Fanany,
Ismet. 1992. “Plagiat-
plagiat di MIT”. Jakarta : CV Haji
Masagung.
http://zhaminang.wordpress.com/2013/05/17/definisi-menulis-menurut-para-ahli/
http://suherlicentre.blogspot.com/2009/11/membangun-budaya-literasi.html
http://sainsedutainment.blogspot.com/2012/12/definisi-literasi-sains_23.html
http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/16/tips-sukses-menjadi-mahasiswa-berprestasi-di-tingkat-universitas-503586.html
http://www.trigonalworld.com/2013/04/pengertian-menyimak-berbicara-membaca.html
http://www.pnri.go.id/LayananISBN.aspx
Macherey, Pierre. “A theory of Literary Production”. London
and New York : Routledge
Classic
P.B,
Triton. 2011. “Kiat
Sukses Menjadi Penulis”. PT. Jakarta Selatan: Suka Buku.
Publication
Data.
Suyitno, imam. 2011. “Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, teori,
pelatihan dan Contoh”. Bandung : PT.
Refika Aditama
The Oxford Essential Guide To Writing Kittery
Point Maine By Oxford University Press 2003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
|
1.
Nama lengkap
2.
NIM
3.
Jenis kelamin
4.
Tempat/tgl. lahir
5.
Alamat lengkap
Telp./Faks.
HP.
E-mail
Twitter/
FB
6.
Status pendidikan
7.
Riwayat pendidikan
8.
Hobi :
9.
Kemampuan yang
diunggulkan
10.
Bahasa asing yang
dikuasai
|
:
Fitria Fajrina
:
2715115631
:
Perempuan
:
Bogor, 23 Februari 1993
:
Kp. Kaum Rt 03 Rw 01 No.50
Karang Asem Barat- Citeureup- Bogor
:
021- 87908971
:
089634647617
:
Fajrina230293@Gmail.Com
:
@Fajrinaaaa/ Fitria Fajrina
:
Semester Vi
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan Bahasa Dan Sastra Arab
Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
:
A. Sd (Sederajat) : Sdn Puspanegara 01
Citeureup Lulus Tahun 2005
B. Smp (Sederajat) : Mts Daarussalaam
Depok Lulus Tahun 2008
C. Sma (Sederajat) : Ma Daarussalaam Depok
Lulus Tahun 2011
:
Membaca & Travelling
:
Membaca Puisi & Manajemen Organisasi
:
Bahasa Arab Dan Bahasa Inggris
|




No comments:
Post a Comment